Nakroth –
The Executioner’s Blade
(Arena of Valor fanfiction)
Pergi dari neraka ke ujung dunia, lelahnya bukan
main. Meski aku bisa bergerak dengan cepat, aku juga bisa lelah. Melewati
Maelstorm? Aku bukanlah iblis, Maloch menyarankanku untuk melewati terowongan
di bawah kota bila ingin keluar masuk Lokheim. Hari ini, Veera dan Marja meminta
bantuanku untuk mengambil batu rubi di sebelah timur Sungai Merah dan beberapa bunga
teratai putih langka yang tumbuh di tanah, di tengah Hutan Dagon. Aku yakin itu
hanya untuk kecantikan mereka. Mereka memerintahkan misi ini dilakukan tanpa
kekacauan. Veera memberi tahu beberapa informasi singkat dan memberiku map yang
berawal dari Lembah Sunfall. Artinya, perjalananku yang sesungguhnya dimulai
dari sana. “Untuk batu rubinya, harus dari sungainya langsung. Marja tidak mau
membeli yang sudah dipotong di Pecci” ujar Veera.
Dikabarkan ada ketidakstabilan di Federasi Merdeka
dan Sang Ratu Tel’Annas masih dalam tidurnya, ku rasa tidak begitu sulit untuk
mendapatkan dua benda itu. Namun, aku tidak bisa meremehkan tugas ini karena
ada banyak hal yang mengejutkan nantinya. Zephys diperintahkan untuk membantuku
dalam misi ini. Aku ingin bersama Preyta dengan naganya untuk mempercepat
perjalanan, tetapi dia sedang sibuk dengan Mganga dan orang baru yang lagi-lagi
dikhianati oleh Veda. Zephys diperintahkan untuk tidak membawa pasukan agar
tidak memicu perang. Jujur saja, sebaiknya aku berangkat sendiri, aku tidak ingin
mendapat masalah darinya. Selain itu, bisakah dia lebih sering menutup
mulutnya?
Melewati terowongan panjang yang nantinya berujung
di Lembah Sunfall, aku masih belum separuh perjalanan. Namun, Zephys sudah
mulai berbicara, “Nakroth, apa kau tahu?” Aku hanya diam, mencoba menghemat
energi dengan tidak membicarakan apapun. Jalannya menanjak karena kita
berangkat dari jurang dan supaya tidak lelah saat ada serangan tiba-tiba, kita
berjalan santai.
“Apa kau mendengarku?” tanya dia.
“Aku mendengarmu,”
“Itu artinya kita harus berhati-hati nanti di Hutan
Dagon, siapa tahu tanaman di sana tidak hanya berbicara, tapi juga bisa
menyerang.
“Ini hanya misi mencari dua benda saja, jika misi
ini gagal akan begitu memalukan,” tuturku.
“Kalau ada hal yang tidak mungkin kita atasi, kita
akan pergi ke Laut Mendidih, Lokheim sudah menguasai tempat itu,”
Apa yang ia ucapkan baru saja, sayangnya aku sudah
diberitahu oleh Veera. Mungkin dia akan mengatakan beberapa informasi yang
tidak ku ketahui nanti. Selesai melakukan tugas ini, aku rasa asyik sekali bila
aku bertarung dengannya dan membungkam mulutnya sebentar. Selalu seri, pertarunganku
dengannya selama ini. Dia memang petarung yang hebat. Tunggu, jika aku dan
Zephys mengerjakan misi ini, siapa yang memberi makan Grakk? Sebenarnya apa
yang akan terjadi di Lokheim? Sepertinya batu rubi dan teratai langka ini bukan
untuk main-main.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar