Kamis, 09 Januari 2020

Aku Masih Manusia - Prologue

Nakroth – The Executioner’s Blade

(Arena of Valor fanfiction)




Pergi dari neraka ke ujung dunia, lelahnya bukan main. Meski aku bisa bergerak dengan cepat, aku juga bisa lelah. Melewati Maelstorm? Aku bukanlah iblis, Maloch menyarankanku untuk melewati terowongan di bawah kota bila ingin keluar masuk Lokheim. Hari ini, Veera dan Marja meminta bantuanku untuk mengambil batu rubi di sebelah timur Sungai Merah dan beberapa bunga teratai putih langka yang tumbuh di tanah, di tengah Hutan Dagon. Aku yakin itu hanya untuk kecantikan mereka. Mereka memerintahkan misi ini dilakukan tanpa kekacauan. Veera memberi tahu beberapa informasi singkat dan memberiku map yang berawal dari Lembah Sunfall. Artinya, perjalananku yang sesungguhnya dimulai dari sana. “Untuk batu rubinya, harus dari sungainya langsung. Marja tidak mau membeli yang sudah dipotong di Pecci” ujar Veera.

Dikabarkan ada ketidakstabilan di Federasi Merdeka dan Sang Ratu Tel’Annas masih dalam tidurnya, ku rasa tidak begitu sulit untuk mendapatkan dua benda itu. Namun, aku tidak bisa meremehkan tugas ini karena ada banyak hal yang mengejutkan nantinya. Zephys diperintahkan untuk membantuku dalam misi ini. Aku ingin bersama Preyta dengan naganya untuk mempercepat perjalanan, tetapi dia sedang sibuk dengan Mganga dan orang baru yang lagi-lagi dikhianati oleh Veda. Zephys diperintahkan untuk tidak membawa pasukan agar tidak memicu perang. Jujur saja, sebaiknya aku berangkat sendiri, aku tidak ingin mendapat masalah darinya. Selain itu, bisakah dia lebih sering menutup mulutnya?

Melewati terowongan panjang yang nantinya berujung di Lembah Sunfall, aku masih belum separuh perjalanan. Namun, Zephys sudah mulai berbicara, “Nakroth, apa kau tahu?” Aku hanya diam, mencoba menghemat energi dengan tidak membicarakan apapun. Jalannya menanjak karena kita berangkat dari jurang dan supaya tidak lelah saat ada serangan tiba-tiba, kita berjalan santai.

“Apa kau mendengarku?” tanya dia.
“Aku mendengarmu,”
“Itu artinya kita harus berhati-hati nanti di Hutan Dagon, siapa tahu tanaman di sana tidak hanya berbicara, tapi juga bisa menyerang.
“Ini hanya misi mencari dua benda saja, jika misi ini gagal akan begitu memalukan,” tuturku.
“Kalau ada hal yang tidak mungkin kita atasi, kita akan pergi ke Laut Mendidih, Lokheim sudah menguasai tempat itu,”

Apa yang ia ucapkan baru saja, sayangnya aku sudah diberitahu oleh Veera. Mungkin dia akan mengatakan beberapa informasi yang tidak ku ketahui nanti. Selesai melakukan tugas ini, aku rasa asyik sekali bila aku bertarung dengannya dan membungkam mulutnya sebentar. Selalu seri, pertarunganku dengannya selama ini. Dia memang petarung yang hebat. Tunggu, jika aku dan Zephys mengerjakan misi ini, siapa yang memberi makan Grakk? Sebenarnya apa yang akan terjadi di Lokheim? Sepertinya batu rubi dan teratai langka ini bukan untuk main-main.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar